Genyo.id, Pengetahuan – Jika mendengar nama negara ini yang pertama kali terlintas di kepala kita adalah rezim diktator dari jenderal Gaddafi.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Negara Libya, berikut adalah pembahasan mengenai Libya dan sejarahnya.
Negara Libya
Libya adalah sebuah negara yang terletak di wilayah maghreb afrika utara, Maghreb merupakan istilah dalam bahasa Arab, yang berarti “tempat matahari terbenam” atau “barat” .
Libya berbatasan dengan laut Mediterania, lokasi tersebut membuat Libya menjadi wilayah yang strategis sebagai jalur perdagangan sub sahara pada masa lampau.
Wilayah Libya telah dihuni oleh orang-orang berber sejak akhir zaman perunggu, Wilayah ini dengan berbagai cara pernah di perintah oleh kekuatan kekuatan besar pada masa lalu, seperti kekaisaran kartago, persia kuno, mesir, yunani.
Selain itu, Libya juga pernah menjadi pusat awal kekristenan di bawah kekaisaran romawi, sebelum kemudian beralih ke kerajaan vandal dan kesultanan islam.
Luas
Negara Libya adalah salah satu negara di wilayah magreb di afrika utara. Luas wilayah dari negara ini adalah sekitar 1.759.541 kilometer persegi.
Berdasarkan luas wilayahnya, Libya adalah negara terbesar ke-4 di afrika dan merupakan terbesar ke-16 di dunia.
Perbatasan
Negara Libya berbatasan dengan negara mesir di sebelah timur, sudan di tenggara, chad dan niger di sebelah selatan, serta dengan negara tunisia dan aljazair di sebelah barat.
Negara ini juga berbatasan dengan laut mediterania di bagian utara.
Populasi
Jumlah penduduk dari negara ini adalah 6.871.287 jiwa dengan di dominasi oleh etnis arab-berber sekitar 97% dari total populasinya.
Libya adalah negara besar dengan populasi yang relatif kecil, dan populasi nya terkonsentrasi di sepanjang wilayah pesisir negara tersebut.
Jika membandingkan jumlah penduduk di negara tersebut dengan luas wilayahnya, jumlah kepadatan penduduk di negara Libya adalah sekitar 4 jiwa per kilometer persegi.
Pemerintahan
Sejak merdeka pada 1951, Libya di deklarasikan sebagai kerajaan Libya, dan pada tahun 1969 melalui kudeta damai yang dilakukan oleh militer negara ini kemudian menjadi negara republik di bawah kepemimpinan Muammar Gaddafi.
Setelah runtuhnya rezim Gaddafi pada tahun 2011, sistem pemerintahan Libya menggunakan sistem pemerintahan sementara hingga saat ini.
Ibu Kota
Kota Tripoli adalah ibukota dari negara Libya dan merupakan kota terbesar di negara ini,
Kota Tripoli sendiri didirikan sejak abad ke-7 sebelum masehi dan merupakan salah satu kota bersejarah di dunia.
Ekonomi
Ekonomi Libya tergantung pada pendapatan dari sektor minyak, yang menyumbang lebih dari 50% PDB negara tersebut.
Libya memiliki cadangan minyak terbesar ke-10 dari negara-negara lain di dunia dan produksi minyak yang tertinggi ke-17 di dunia.
Pada tahun 2009 Libya pernah dinyatakan sebagai negara yang memiliki indeks pembangunan manusia tertinggi dan PDB perkapita tertinggi di benua Afrika.
Sejarah Libya
Orang-orang Fenisia adalah orang-orang pertama yang mendirikan pos perdagangan di wilayah Libya,
Pada abad ke-5 sebelum masehi koloni Fenisia terbesar atau yang sering disebut juga dengan peradaban Kartago, Mereka kemudian memperluas dominasinya hingga ke sebagian besar wilayah Afrika utara dan kemudian memiliki peradaban mereka sendiri diwilayah tersebut yang dikenal dengan peradaban Punisia.
Sementara itu pada 630-SM orang-orang Yunani kuno juga menjajah daerah di sekitar Berqa di Libya timur dan mendirikan kota Kirene, dalam kurun waktu 200 tahun orang-orang Yunani ini mendirikan 4 kota di wilayah tersebut dan kemudian dikenal sebagai Cyrenaica.
Pada 525-SM pasukan persia menyerbu dan merebut cyrenaica dari yunani kuno, selama sekitar 200 tahun wilayah tersebut berada dibawah kekuasaan persia, sebelum kemudian pada 331-SM wilayah tersebut jatuh kembali di bawah kendali orang-orang Yunani sebagai bagian dari kerajaan Ptolemeus.
Hingga sekitar abad ke-6 wilayah ini berada di bawah kekuasaan kekaisaran Romawi kemudian menjadi kekaisaran Romawi timur atau Bizantium.
Pada awal abad ke-7 kontrol Bizantium terhadap wilayah tersebut melemah dan menimbulkan pemberontakan dari orang-orang Berber.
Baca Juga: Mengenal Negara Singapura dan Sejarahnya
Pada tahun 647 Masehi, pasukan Rashidun yang dipimpin oleh Abdullah ibn Sa’ad berhasil mengambil alih kekuasaan Tripoli dari Bizantium, dan kemudian pada tahun 663 wilayah barat daya berhasil ditaklukan.
Selama penaklukan mereka juga memperkenalkan Islam di wilayah tersebut, suku Berber pedalaman menerima Islam sebagai agama namun tidak sepenuhnya menerima kekuasaan politik Arab.
Selama beberapa dekade, Libya berada di bawah kekuasaan Kekhalifahan Ummayah Damaskus sampai akhirnya Dinasti Abbasiyah berhasil menggulingkan Dinasti Ummayah pada tahun 750 masehi dan Libya kemudian berada di bawah kekuasaan Bagdad.
Pada abad ke-10 Kekhalifahan Fatimiyah Syiah menguasai Libya barat dan kemudian memerintah seluruh wilayah Libya.
Dinasti Zirid yang merupakan dinasti lokal dari suku Berber akhirnya memisahkan diri dan menolak kekuasaan dari Fatimiyah syiah dan mengakui dinasti Abbasiyah sunni di Baghdad sebagai Khalifah yang sah.
Pada 1146, wilayah yang dikuasai oleh dinasti Zirid yaitu Tripolitania di serang dan kemudian di kuasai oleh bangsa normadi di sisilia, pada tahun 1159 pemimpin dari dinasti Almohad dari Maroko berhasil merebut kembali Tripoli dari kekuasaan Eropa.
Pada tahun 1551, wilayah Libya diambil kendalinya oleh kekaisaran Ottoman.
Otoritas administratif di wilayah tersebut di berikan kepada pasha atau gubernur yang di tunjuk langsung oleh sultan di Konstantinopel atau Istanbul.
Tahun 1611 para Dayi melakukan kudeta terhadap pasha. Dayi adalah gelar yang diberikan kepada penguasa kabupaten.
Hingga awal abad ke-19, karena tidak memiliki arahan dari pemerintah Ottoman, wilayah Tripolitania jatuh kedalam periode anarki militer di mana kudeta demi kudeta berlangsung antara beberapa dayi.
Sultan Mahmud II dari Ottoman mengirim pasukannya dengan tujuan untuk memulihkan ketertiban di wilayah tersebut, upaya ini juga menandai periode kedua pemerintahan ottoman di wilayah Libya.
Awal abad ke-20, setelah berakhirnya perang Turki-Turki-Italia atau dikenal juga dengan perang Libya, yaitu perang yang terjadi antara kerajaan Italia dan kekaisaran Ottoman.
Italia kemudian merubah wilayah tersebut menjadi wilayah koloninya.
Dari tahun 1912 hingga 1927 wilayah Libya dikenal sebagai Italian Libya yang merupakan koloni dari kerajaan Italia di wilayah Afrika Utara.
Hingga tahun 1934 sekitar 150.000 orang Italia bermigrasi dan menetap di Libya.
Perang Italo Senusi atau dikenal juga dengan Pacification of Libya, adalah konflik berdarah yang cukup panjang antara pasukan militer Italia dengan pemeberontak adat yang terkait dengan Muslim Sanusi atau Sufi, perang berlangsung dari tahun 1923 hingga 1932.
Omar Mukhtar adalah orang yang dikenal sebagai pemimpin perlawanan Libya melawan penjajahan Italia di wilayah Cyrenaica, dia kemudian ditangkap dan dieksekusi oleh pemerintah Italia pada 16 september 1931.
Sosok Omar Mukhtar menjadi pahlawan nasional Libya dan wajah nya saat ini di cetak pada uang 10 dinar Libya sebagai penghormatan terhadap dirinya.
Pertempuran ini terjadi di ketiga wilayah italia Libya yaitu Tripolitania, Fezzan dan Cyrenaica.
Perang tersebut mengakibatkan kematian massal pada penduduk asli Cyrenaica, dengan total mencapai 225.000 jiwa hanya di wilayah Cyrenaica.
Italia melakukan banyak kejahatan perang selama konflik berlangsung, termasuk penggunaan senjata kimia, eksekusi pada pejuang yang menyerah, dan melakukan pembunuhan massal pada warga sipil.
Di tahun 1934 Italia menggabungkan 3 wilayah yaitu Tripoli, Fezzan dan Cyrenaica menjadi Libya dengan Tripoli sebagai ibukotanya.
Pada 1943 hingga 1951, wilayah Libya berada dibawah pendudukan sekutu, setelah kekalahan italia pada perang dunia II.
Militer Inggris mengelola dua wilayah yaitu Tripoli dan Cyrenaica, sementara Perancis mengelola wilayah Fezzan.
Pada 21 november 1949, majelis umum PBB mengeluarkan resolusi yang menyatakan bahwa Libya harus merdeka sebelum 1 januari 1952.
Lalu pada 24 dessember 1951 Libya mendeklarasikan kemerdekaan negaranya sebagai kerajaan Libya dengan raja Idris yang merupakan pemimpin politik dan agama, serta Emir dari Cyrenaica sebagai raja di negara baru tersebut.
Penemuan cadangan minyak yang cukup besar di wilayah tersebut pada tahun 1959 membuat negara tersebut menjadi salah satu negara kaya dengan meningkatkan keuangan pemerintah Libya pada saat itu.
Namun ketidakpuasan muncul ketika beberapa faksi di negara Libya menyebut bahwa kekayaan hanya terkonsentrasi di tangan raja Idris.
Tanggal 1 september 1969, sekelompok perwira militer memberontak dan meluncurkan kudeta terhadap raja idris,
Kudeta tersebut di pimpin oleh Muammar Gaddafi dan kudeta tersebut dikenal sebagai revolusi al-Fateh.
Gaddafi kemudian disebut juga sebagai “Brotherly leader and guide of the revolution” atau pemimpin persaudaraan dan penuntun revolusi dalam pernyataan resmi oleh pemerintah Libya.
Dibawah Gaddafi, pada oktober 1970 untuk mengurangi pengaruh Italia di wilayahnya, semua aset yang sebelumnya dimiliki Italia diambil alih oleh pemerintah Libya dan komunitas Italia yang berjumlah sekitar 12.000 orang dan beberapa komunitas Yahudi Libya diusir dan dipulangkan kenegara mereka.
Hari itu dikenal sebagai “Hari Pembalasan“.
Gaddafi juga melakukan reformasi pada beberapa sektor dan undang-undang negara tersebut.
Sejak tahun 1977 dan seterusnya pendapatan perkapita negara Libya naik menjadi sekitar 11.000 dollar Amerika pertahun, menempati peringkat kelima tertinggi di Afrika, sementara indeks pembangunan manusia negara ini menjadi yang tertinggi di afrika bahkan lebih besar dari nagara Arab Saudi.
Semua prestasi tersebut dicapai Libya tanpa meminjam hutang dari luar negeri, membuat negara tersebut bebas dari hutang pada saat itu.
Sebuah proyek irigasi terbesar didunia atau dikenal dengan nama The great man made river, dibangun di negara ini untuk memungkinkan akses air gratis keseluruh wilayah negara.
Selain itu dukungan keuangan diberikan untuk beasiswa universitas dan program ketenagakerjaan.
Gaddafi menerima gelar kehormatan sebagai “Raja Para Raja Afrika” pada tahun 2008 sebagai bagian dari kampenyenya untuk united states of africa atau uni afrika.
Pada awal tahun 2010 selain berusaha untuk mengambil peran kepemimpinan di Uni Afrika, Libya juga dipandang telah menjalin hubungan dekat dengan Italia yang merupakan mantan penguasa kolonialnya daripada negara eropa lain.
Setelah terjadinya gerakan Arab spring yang berhasil menggulingkan pemerintahan tunisia dan mesir, Libya mengalami pemberontakan skala besar yang dimulai pada 17 februari 2011.
Setelah itu pada 20 februari 2011 kerusuhan telah menyebar hingga ke tripoli, pada 27 februari 2011 dewan transisi nasional dibentuk untuk mengelola wilayah Libya di bawah kendali pemberontak.
Pada 10 maret 2011 Perancis adalah negara pertama yang secara resmi mangakui bahwa dewan transisi sebagai perwakilan sah rakyat Libya.
Pasukan pro Gaddafi menanggapi secara militer terhadap serangan pemberontak di Libya barat dan meluncurkan serangan balik di sepanjang pesisir wilayah Benghazi yang merupakan pusat pemberontak.
Aksi serangan dari pasukan pro pemerintahan tersebut mendapatkan kecaman dari organisasi-organisasi PBB dan mengutuk tindakan tersebut sebagai pelanggaran hukum internasional.
PBB mengeluarkan resolusi dewan keamanan PBB di tahun 1973.
Resolusi tersebut membentuk dasar hukum untuk intervensi militer dalam perang saudara Libya, menyetujui pembentukan zona larangan terbang, dan penggunaan segala cara yang diperlukan untuk melindungi warga sipil Libya.
Tanggal 19 maret 2011 aksi pertama sekutu untuk mengamankan zona larangan terbang dimulai dengan mengahancurkan pertahanan udara Libya ketika jet militer perancis memasuki wilayah udara Libya pada misi pengintaian dengan serangan pada target musuh.
Amerika serikat dan Inggris meluncurkan serangan terhadap lebih dari 20 sistem pertahanan udara terpadu Libya menggunakan rudal jelajah Tomahawk selama operasi Odyssey dawn dan operasi Bellamy.
Tanggal 27 juni 2011, pengadilan kriminal internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Gaddafi, menuduh bahwa gaddafi secara pribadi terlibat dalam perencanaan dan implementasi kebijakan serangan yang luas dan sistematis terhadap warga sipil dan demonstran yang membangkang.
Pada tanggal 16 september 2011, majelis umum PBB secara efektif mengakui dewan transisi nasional sebagai pemegang sah kursi PBB di negara tersebut.
Pada 20 oktober 2011, pertempuran terakhir pemberontakan berakhir di kota sirte, dalam pertempuran tersebut kekalahan dialami oleh pasukan loyalis dimana Gaddafi ditangkap kemudian di bunuh.
Pembebasan Libya dirayakan pada tanggal 23 oktober 2011, 3 hari setelah jatuhnya kota Sirte.
Setelah perang saudara Libya pertama, dewan transisi nasional bertanggung jawab atas transisi administrasi pemerintahan Libya.
Setelah jatuhnya rezim Gaddafi, Libya dihadapkan pada konflik internal.
Libya telah terpecah diantara beberapa kelompok milisi yang berafiliasi dengan daerah, kota dan suku yang berbeda, sementara pemerintah pusat telah lemah dan tidak mampu secara efektif untuk menggunakan kewenangannya atas negara.
Hingga hari ini keadaan politik negara Libya belum bisa dikatakan stabil, konflik antar kelompok yang memiliki kepentingan dengan memanfaatkan keadaan politik negara tersebut masih terus berlangsung.
Itulah ringkasan sejarah tentang negara Libya, semoga bisa menjadi pembelajaran bagi kita generasi muda Indonesia.